Jumat, 23 Oktober 2009
detikcom : 10 Kiat Menyantap Sayur dan Buah Segar
summary : Sayuran dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk menangkal virus flu terutama flu babi, konsumsi buah dan sayur segar sangat penting. Coba ikuti 10 kiat praktis meningkatkan konsumsi buah dan sayur segar ini! (read more)
detikcom : 8 Makanan Penting Dimakan Tiap Hari
summary : Kesehatan merupakan harta yang tak ternilai bagi seseorang, karenanya harus dijaga sebaik mungkin. Untuk mendapat tubuh yang sehat makanan yang kita konsumsi sehari-hari sangatlah penting. Apa saja makanan yang sebaiknya dikonsumsi sehari-hari? Berikut info lengkapnya! (read more)
Rabu, 21 Oktober 2009
Tauge goreng Tauco ala Malang..
Hari ini mumpung seharian di rumah mau turun ke dapur ah…masak apa ya ?….saya jadi teringat tauco Cianjur oleh-oleh dari seorang teman kantor..Saya memang penggemar tauco…semua masakan saya beri tauco.. ikan, sayur sampai nasi goreng juga… Di kulkas saya lihat ada tauge dan tahu..mie kering saya juga punya…langsung kebayang Tauge goreng Bogor yang sedap itu…tapi tidak punya oncom..tauge goreng kan pakai oncom ya..Tiba-tiba saya jadi teringat tempe kacang Malang yang mirip oncom..nah saya ganti saja oncom sunda dengan tempe kacang Malang…jadilah saya masak Tauge goreng tauco ala Malang ..he..he..saingan dengan Tauge goreng Bogor nih…mau coba ..? hmmm…yam..yam…deh..
Bahan :
300 gr mie (rebus sebentar), tiriskan
250 gr tauge, siram air panas, tiriskan
6 buah tahu, goreng, potong dadu ukuran 2 cm
1 batang daun sledri, potong-potong halus
6 lontong atau ketupat
Kuah :
3 sdm minyak untuk menumis
2 sdm kecap manis
2 batang daun bawang, iris 2 cm
3 buah tomat, potong-potong
500 ml air
2 buah jeruk limau, ambil sarinya
Haluskan :
5 buah cabai merah
3 buah cabai rawit
5 umbi bawang merah
3 siung bawang putih
3 sdm tauco
1 potong tempe kacang Malang iris kecil-kecil
Garam secukupnya
Cara membuat :
* Panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum.
* Masukkan tempe kacang, tauco, kecap manis, daun bawang dan tomat. Aduk rata.
* Masukkan air dan sari jeruk. Masak sampai kental. Angkat.
* Siapkan piring , letakkan irisan lontong, tauge, mie, tahu, dan daun sledri.
* Siram dengan kuah. Sajikan. hmm…yam..yam..
BERAS HITAM…BERAS YANG MENYEHATKAN
Sudah 2 kali ini saya makan beras hitam…yang pertama kali di Jogja sewaktu Seminar PATPI dan yang terakhir baru-baru ini masak sendiri karena kebetulan menemukan beras hitam ini di suatu super market..Beras hitam memang kalah popular dengan ketam hitam..tidak semua orang mengenal atau mengetahui tentang beras hitam ini. Saya sendiri tadinya tidak percaya kalau ada beras hitam..yang saya tahu ya ketan hitam apalagi tape ketan hitam…
Beras hitam sebenarnya malah lebih dikenal oleh orang jaman dahulu. Oleh eyang-eyang kita beras hitam merupakan beras pilihan yang dulu hanya ditanam dan dipergunakan dalam keraton khusus dikonsumsi di lingkungan para raja. Orang Cina kuno telah mengenal beras hitam sebagai beras terlarang (forbidden rice), tak boleh sembarang orang dapat memakannya, hanya kalangan istana dan orang tertentu saja yang boleh memakannya.
Sesungguhnya ada 3 jenis beras yang ada di dunia ini, yaitu beras putih yang umum ditanam dan dimakan oleh kebanyakan orang. Kedua, ada beras merah atau brown rice yang saat ini umum dijual di pasaran dan sebagian sudah menjadi ikon Gunungkidul yang dikenal dengan warung Sego Abang. Walaupun saat ini, tidak hanya di Gunungkidul saja melainkan di Sleman, Yogyakarta pun sudah ada warung nasi sego abang tersebut. Jenis ketiga adalah beras hitam, yang hanya tumbuh dan dibudidayakan di daerah tertentu saja.
Beras hitam ini, memiliki nama yang berbeda-beda tergantung di mana beras hitam tersebut berada. Beras hitam yang ada di Solo dikenal dengan nama ”beras wulung”. Menurut sejarahnya, dulunya beras wulung merupakan beras pilihan yang dulu hanya ditanam dan dipergunakan dalam keraton kasunanan Surakarta, khusus dikonsumsi di lingkungan para raja dan digunakan untuk jenis ritual tertentu. Di kawasan Cibeusi, Subang, Jawa Barat, beras hitam disebut dengan nama ”beras gadog”. Di Sleman, beras hitam dikenal dengan nama cempo ireng dan ada juga yang menyebut ”beras jlitheng”. Sedangkan di Bantul dikenal dengan ”beras melik”. Di Kendari beras hitam dinamakan sebagai Pae Biyu Nggolopua. Di Tanatoraja dinamakan sebagai Pare Durian-ujung, sedang di daerah Gowa dinamakan sebagai Pare Puluk lontong. Selain itu juga terdapat di daerah Pantar dan Alor juga memiliki padi hitam. Padi di daerah itu agak berbeda karena ditanam hanya memerlukan sedikit air untuk tumbuhnya. Di Kalimantan, beras hitam juga ditanam oleh suku Dayak Iban dan suku dayak pedalaman lainnya, yang disebut sabagai jenis padi “Pulut Hitam”.
Beras hitam ini memiliki keistimewaan-keistimewaan. Di antaranya, selain rasanya yang enak, pulen dan wangi juga sangat baik untuk kesehatan. Penelitian di Cina, beras hitam memiliki kadar vitamin, mikroelemen, dan asam amino yang lebih tinggi dari semua beras yang biasanya kita jumpai, karena hal inilah maka beras hitam dapat dikategorikan makanan sehat yang sangat penting. Warna hitamnya menunjukkan beras ini memiliki pigmen yang tinggi. Pigmen ini mengandung aleuron dan endospermia yang dapat menghasilkan antosianin yang bermanfaat sebagai zat antikarsinogenik, meningkatkan kadar trombosit dan memiliki antioksidan yang tinggi yang berguna bagi kesehatan tubuh.
Pigmen hitam pada beras ini juga kaya akan zat flavonoid yang dapat mencegah pengerasan pembuluh nadi. Kadar zat flavonoid yang terkandung di dalam beras hitam lima kali lebih tinggi dibandingkan zat flavonoid yang terdapat dalam beras putih biasa. Beras hitam juga memiliki kandungan serat (dietary fiber) yang tinggi, laju pencernaan patinya lamban, indeks gula hanya 55% sedangkan beras putih mencapai 87% sehingga bila mengkonsumsi nasi hitam akan merasa kenyang lebih lama.
Sekarang ini beras hitam tersebut hampir punah dan sangat langka keberadaannya, karena tidak adanya upaya pelestarian dari petani pada zaman dahulu yang konon hanya ditunjuk sebagai petani istimewa yang menanam beras wulung khusus untuk keraton, ada mitos bahwa beras wulung hanya boleh dipergunakan oleh kalangan istana dan apabila melanggar, maka akan ”kuwalat”. Selain itu, mengapa petani enggan untuk menanam beras hitam tersebut? Diduga disebabkan oleh umur yang relatif panjang dibanding padi pada umumnya, juga rendahnya produksi dan sangat disukai oleh burung.
Umur panen padi hitam untuk satu kali musim memang relatif lebih panjang, namun keuntungan yang dapat diraih jauh lebih besar dibandingkan beras biasa. Sebagai contoh harga beras hitam dari Cina bermerek Lotus dalam kemasan 1,5 kg dipasarkan di supermarket Hongkong dan kota besar lainnya dengan harga US$4,9. Beras hitam kini sedang dipoulerkan di daerah kawasan wisata Malaysia, di distrik Langkawi, serta di Korea Selatan, Thailand, dan Cina yang menyediakan menu masakan dari bahan beras hitam. Di negara tetangga seperti Malaysia, mereka telah selangkah lebih maju dalam penelitian dan budidaya beras hitam. Manfaatnya tidak hanya sebagai bahan makanan eksklusif, tetapi juga sebagai obat bagi penyakit tertentu. Mereka membuat makanan dari bahan beras hitam di semua sentra sentra distrik wisatanya.
Sementara negara-negara tetangga telah mengembangkan secara lebih massif perkembangan varietas padi atau beras hitam ini, Indonesia masih dilakukan secara parsial-parsial tanpa suatu goodwill khusus dari dinas pertanian, padahal harga komoditas beras hitam ini serta manfaatnya sangat besar. Kesempatan ini harus segera diraih mengingat beras hitam merupakan beras asli Indonesia yang nyaris “dicuri” oleh negara lain, seperti halnya nasib tahu dan tempe yang “dicuri’ oleh Jepang.
Beras ini dipercaya memiliki beragam manfaat, diantaranya :
* Meningkatkan ketahanan tubuh.
* Memperbaiki kerusakan sel hati dalamkasus penyakit hepatitis dan sirosis (pengerasan hati).
* Mencegah fungsi ginjal.
* Mencegah kanker dan tumor.
* Antiaging alami.
* Sebagai antioksidan.
* Membersihkan kolesterol dalam darah.
* Mencegah anemia.
* Mencegah demam berdarah yang dapat mengakibatkan turunnya trombosit dalam darah.
(Dari berbagai sumber)
Senin, 05 Oktober 2009
Ayoo ..Bikin Tahu Aci Tegal
Lebaran yang baru lalu saya dan keluarga besar di Semarang bernapak Tilas ke Tegal dilanjut menginap di Guci. Sepanjang jalan Tegal – Guci dan pulangnya Guci- Semarang kami menikmati tahu aci dan tahu pletok jajanan khas Tegal or Slawi tersebut sepuasnya... Sesampainya di Malang rasanya masih ingin makan tahu aci tapi di Malang gak ada yang jual…terpaksa deh bikin sendiri..jadilah Tahu Aci rekaanku…Mau coba ..? dijamin mak yuss..deh..
Bahan :
- 100 gr tepung tapioka/aci dicampur 30 gr terigu (agar adonan tidak terlalu keras)
- 75 ml air (dikira2 sampai adonan agak kental dan mudah dibentuk)
- 10 bh tahu kuning atau putih kecil
- 1 sdt garam
- 1 sdt merica bubuk
- 4 siung bawang putih
- 5 btg daun bawang atau iris halus
Cara Membuat :
1. Belah tahu menjadi 2 bagian bentuk segi tiga. Korek tengahnya hingga berlubang.
2. Remas-remas hasil korekan tahu.
3. Larutkan tepung tapioka dengan air, tambahkan merica, garam, ketumbar bubuk, campurkan bawang putih yang sudah dihaluskan.
4. Masukkan serpihan tahu yg sudah diremas, daun bawang ke adonan aci , aduk rata.
5. Ambil sekitar 1 sdm adonan aci, oleskan pada setiap lubang tahu hingga menutup lubang dan permukaan tahu. Kerjakan sehingga habis.
6. Panaskan minyak goreng yg banyak dalam wajan, goreng tahu hingga kecoklatan.
7. Tahu aci enak disantap selagi puanas dengan cabe rawit…
Napak Tilas ..Tegal kota masa kecilku..
Lebaran yang baru lewat saya sekeluarga seperti biasanya mudik ke Surabaya dan Semarang. Seperti tahun-tahun sebelumnya bila berkumpul di hari lebaran keluarga besar saya di Semarang selalu membuat acara tamasya bersama. Untuk tahun ini kami ingin ke Tegal dan Guci…kota masa kecil keluarga saya dulu. Sekitar tahun 1967 sampai akhir tahun 1974 kami tinggal di kota Tegal sebelum akhirnya menetap di Semarang. Walau tidak terlalu lama saya menghabiskan sekolah TK sampai klas satu SMP di kota pantai ini sehingga banyak kenangan masa kecil yang tak terlupakan..terutama makanan dan jajanannya..
Alasan kami ingin bernapak tilas ke Tegal diantaranya karena ayah kami yang sudah berumur 80 tahun masih bersemangat untuk ikut. Ayahanda sangat senang sekali karena beliau yang pernah menjadi pejabat dan anngota DPRD di Kota/kabupaten Tegal tentu punya banyak kenangan..apalagi bersama almarhumah ibunda kami waktu itu…Jadilah kami berangkat ke kota kenangan tersebut semua keluarga besar Alhamdulillah dapat ikut semua eyang, anak,menantu dan cucu yang berjumlah 38 orang berkonvoi dengan 7 mobil berangkat pagi hari dari rumah ayahanda di Mugas Dalam Semarang.
Sekitar 3 jam perjalanan dari Semarang kami memasuki kota Tegal..sudah banyak perubahan yang terjadi sepertinya sudah semakin padat dengan perumahan dan ruko disepanjang jalan. Kami berfoto di depan Balaikota Tegal…gedung ini tidak banyak mengalami perubahan juga monumen patung Yos Sudarso masih berdiri tegak menghadap pelabuhan Tegal. Setelah puas berfoto ria..rombongan bergerak ke kompleks Setyabudi..disini dulu pertama kali keluarga kami menetap setelah datang dari Jakarta tahun 1967. Saya masih ingat …kompleks ini adalah kompleks sekolahan ada SMOA, SPG, SMP 4., TK Binladik dan SD 41 dimana saya bersekolah dulu. Juga IKIP Semarang cabang Tegal disini ayahandaku menjadi Dekan kordinatornya (Rektor). Rumahku di kompleks Setyabudi ini sekarang menjadi asrama tentara tidak banyak berubah malah sudah keliatan kumuh tidak terpelihara.. juga gedung pertemuan di tengah kompleks yang dulu megah sekarang agak rusak tidak terpelihara. Saya masih ingat gedung ini dulu berganti-ganti fungsi pernah jadi bioskop, tempat pementasan ludruk dan wayang orang/ketoprak saya selalu menonton pertunjukannya karena terletak disebelah rumah. Kompleks ini masih menjadi kompleks sekolah SMA, SMK, SMP dan SD hanya bangunannya sudah banyak berubah…SD 41 dimana aku menamatkan sekolah dasar sudah dipindah katanya..
Rumah Jl Bawal 4 Tegal setelah hampir 40 tahun.. |
Siang hari itu..Tegal sangat panas termometer di mobilku menunjukkan angka 40 derajad Celsius. Rombongan melanjutkan perjalanan ke Jalan Bawal Tegalsari rumah kedua kami di kota Tegal. Rumah kami ini adalah rumah dinas IKIP yang membangun ayahanda. Di rumah ini adikku 4 orang lahir berturut-turut. di rumah ini saya menghabiskan masa kecilku sebagai gadis kecil…buanyak kenangan menyeruak..Rumah ini tidak mengalami perubahan bangunannya masih seperti yang dulu..Halamannya masih luas, dulu ibuku senang berkebun semua tanaman ditanam juga bikin taman bunga di depan rumah kami . Saya suka bertanam dan berkebun karena dulu selalu membantu bundaku, diantara tanaman yang kami tanam sampai sekarang masih ada yaitu pohon kamboja putih dan pohon mangga..Pohon-pohon tersebut sudah terlihat tua dimakan usia..kebetulan pohon mangganya sedang berbuah..saya sempat memanennya…pohon mangga yang kutanam hampir 40 tahun yang lalu…
Berhubung hari jumat sebentar lagi akan jumatan kami meninggalkan rumah kenangan masa kecilku tersebut ..daerah ini sudah sangat padat..dulu ada kompleks penampungan yang dekat dengan balong(tambak ikan) saya dulu sering main-main kesana bersama anak kampung menyerok udang kecil…masa kecil yang tak terlupakan. Tujuan kami selanjutnya adalah Masjid Agung di Alun-alun kota Tegal. Di komplek alun-alun ini dulu ada bioskop Dewa dan Dewi yang saling berhadapan sepertinya sekarang sudah berubah fungsi ya..Sementara bapak-bapak solat jumat di masjid Agung, Kami ibu-ibu berbelanja oleh-oleh makanan khas Tegal…Wisata kuliner ini yang saya nantikan..Masih dikompleks jalan sekitar alun-alun kami menemukan toko oleh-oleh khas Tegal diantaranya krupuk antor, kacang klitik, kacang asin, pilus dan manisan buah Widara..semua makanan camilan tersebut kami borong..sudah lama sekali saya tak ketemu makanan masa kecilku ini..
Setelah puas berbelanja oleh-oleh dan salat jumat perjalanan kami lanjutkan..menuju Guci yang jaraknya sekitar 40 km dari Kota Tegal…di jalan kami membeli tahu aci dan tahu pletok yang juga makanan favoritku…sepanjang jalan ke Guci kami menikmati tahu aci dan tahu pletok, tak terasa tahu satu besek ludes.. Kami serombongan akan menginap di Guci untuk itu satu bulan sebelumnya kakakku sudah memesannya dahulu. Guci merupakan wisata pemandian air panas..dulu semasa ayahanda menjadi anggota DPRD kabupaten Tegal Guci belum seramai sekarang atas usul ayahanda sebagai anggota DPRD Guci dikembangkan menjadi daerah wisata..andalan kabupaten Tegal sehingga sekarang banyak dikunjungi wisatawan apalagi bila lebaran banyak rombongan dari Jakarta yang mudik mampir ke daerah wisata ini.
Pemandangan menuju Guci memang sangat indah perbukitan dan adanya sumber air panas menjadi daya tarik tersendiri. Hotel tempat kami menginap Duta Wisata terletak di lembah perbukitan sehingga pemandangan dari sini sangat indah..juga ada kolam renang air panas alami yang membuat anak-anak tidak sabar untuk langsung berenang…Malam hari hawa dingin Guci membuat tidur kami terlelap..dan paginya kesejukan dan pemandangan Guci membuat kami terpesona juga kolam air panas alami menyegarkan pagi yang cerah…
Guci..disini kita berkumpul dan bernostalgia.. |
Siang hari setelah berbelanja buah strowberry, tomat dan sayuran serta manisan cermai di pasar kami tinggalkan Guci dengan penuh kenangan…