Minggu, 18 Januari 2009

Buku Olahan Cincau Hitam..


Masih tentang cincau hitam juga nih... Sudah lebih dari lima tahun terakhir ini saya menggeluti cincau hitam...(kok..menggeluti..sih ?!), tepatnya sangat tertarik dengan si hitam..kenyal ini. Proyek penelitian maupun pengabdian masyarakat banyak juga yang mengenai cincau hitam.. kenapa ya...? jawabnya tentu karena saya sangat..doyan si hitam ini..selain itu banyak alasan lainnya..dong ! Mau tahu ?
1. Cincau hitam ini makanan tradisional banyak dikenal..tapi gak disayang..,penelitian ttg cincau ini walau ada tetapi gak banyak lho..terutama di Indonesia
2. Cincau selain segar sebagai makanan..juga dipercaya berkhasiat sebagai obat..penelitiannya masih jarang sekali
3. Di luar negeri cincau hitam sudah menjadi komoditas yang selain punya nilai ekonomi juga menjadi bahan penelitian yang sangat menarik..
4. Potensi cincau hitam di Jatim sangat besar tapi belum dikelola dengan baik..
5. produk olahan cincau hitam masih sangat terbatas
Karena alasan-alasan itulah saya masih akan terus jatuh cinta..eh ..tertarik dengan si hitam yang berkhasiat ini....

Penelitian saya tentang cincau hitam
1. Pembuatan Bubuk Cincau Hitam Instan Pengaruh Penambahan Tepung Tapioka Dan Tahapan Prosesnya
2.Aktivitas antioksidan dan antibakteri cincau hitam dan cincau hijau
3. Minuman Fungsional Cincau hitam jahe
4. Karakteristik Komponen Pembentuk Gel Cincau Hitam
5.Effervescent Cincau Hitam dan cincau hijau
6. Potensi Cincau hitam sebagai prebiotik dan pewarna alami
7. ini yang akan saya teliti untuk Disertasi S3 adalah : Potensi cincau hitam sebagai immunomodulator dan Kemopreventif terhadap kanker

Pengabdian Masyarakat tentang cincau hitam
1.Rekayasa Proses dan Peralatan Pembuatan Gel Cincau Kemasan dan Cincau Instan pada Pengusaha Cincau Dinoyo (Vucer)
2.Pelatihan Produk Cincau Hitam dan Susu Kedelai pada Kader Pertanian Kabupaten Magetan (Kerjasama dengan Dinas Pertanian Kab. Magetan)
3.Peningkatan Nilai Ekonomi Janggelan Kering sebagai Produk Ekspor di Daerah Penghasil Janggelan Kabupaten Magetan (Iptek)
4.Pemberdayaan Usaha Kecil dan Deversifikasi Produksi Cincau Hitam
Sebagai Produk Makanan Unggulan Daerah Di Daerah Penghasil Janggelan Kabupaten Magetan (Ristek Insentif)

Penulisan Buku TTG tentang cincau hitam :
Olahan Cincau hitam terbitan Agrisarana 2007
dalam buku ini berbagai olahan cincau hitam yang mungkin bisa diproduksi untuk usaha disajikan secara lengkap tahapan prosesnya.yaitu : bubuk cincau hitam instan, Gel cincau hitam manis siap saji..(seperti jelly drink), Gel cincau kemasan plastik
silakan mendapatkannya di toko buku (Gramedia juga ada..)
Mohon maaf gambar pada cover buku ini adalah tanaman cincau hijau seharusnya tanaman janggelan/cincau hitam. Ini diluar kontrol saya sebagai penulis. Waktu itu saya sudah memberikan gambar tanaman janggelan tetapi mungkin dianggap gambarnya kurang baik kemudian diganti tanpa konsultasi dengan saya. Saya mengetahui setelah buku terbit...(mungkin karena ketidak tahuan antara tanaman cincau hijau dan cincau hitam..yaa..)

Sabtu, 17 Januari 2009

Berburu tanaman Janggelan...




Liburan akhir tahun yang baru berlalu.. saya dan keluarga (suami dan anak-anak) hunting..cari sampel tanaman janggelan..itu lho bahan baku untuk cincau hitam. Sampel ini sangat diperlukan untuk bahan disertasiku..(siap2..mau penelitian..nih). Jadilah ..field trip di tiga kota..Magetan, Ponorogo dan Pacitan..karena daerah ini memang sumbernya tanaman janggelan.
Dari Malang ke Magetan ke Desa Tanjungsari Kecamatan Panekan di desa ini bertemu dengan Kepala Desanya.. kebetulan desa ini kan daerah binaan saya waktu proyek RistekInsentif tentang cincau hitam juga...setelah dapat sampel disini perjalanan dilanjutkan ke Ponorogo sampailah di Kecamatan Slaung..dapat sampel janggelan kering dari pengepulnya. Hari sudah sore perjalanan dilanjutkan ke Pacitan..maksudnya mau menginap di Pantai Teleng Ria..eh hotelnya..sudah penuh dan kurang sip..jadilah cari hotel di Pacitan.
Paginya bersantai di pantai Teleng Ria pantainya indah...ombaknya lumayan besar..padahal pantainya merupakan teluk yang landai..setelah puas bermain air...dan makan ikan bakar dengan nasi tiwul perjalanan dilanjutkan ke Nawangan..Ternyata jalan menuju Nawangan..wow..naik-naik ke puncak gunung..mendaki dan berkelok-kelok...tapi sejauh mata memandang...pemandangan yang indah alami.. terhampar di depan kita.. pegunungan..dengan hutan yang masih hijau..jalannya lumayan bagus..mungkin karena baru saja dilewati rombongan Presiden untuk meresmikan Musium Jendral Sudirman ya..
Pacitan Nawangan kira-kira 25 km an mendekati Nawangan sepanjang jalan terlihat banyak penduduk yang menjemur tanaman janggelan di depan rumah maupun dipinggir jalan..Tanaman janggelan tumbuh subur dilereng-lereng bukit sepanjang jalan yang kami lewati..itu adalah tanaman janggelan yang sengaja di tanam oleh penduduk tetapi sebagian tanaman ini tumbuh secara liar dihutan-hutan dan penduduk tinggal mengambilnya. Saya dapat langsung mengambil sampel tanaman janggelan ini langsung dari lereng bukit yang kami lewati dan berbincang-bincang dengan petaninya. Mereka hanya memanen tanaman janggelan ini dan mengeringkannya nanti ada orang yang mengambilnya untuk dijual ke pengepul dan pengepul akan menjualnya ke pedagang yang lebih besar untuk selanjutnya akan didistribusi ke kota-kota lain bahkan untuk di ekspor ke Singapura, Malaysia atau Taiwan.
Sampai Nawangan rugi rasanya kalau tidak mampir melihat Musium Jendral Sudirman yang letaknya ternyata jauh masuk...di puncak bukit..konon disini Jendral Sudirman sempat mampir untuk bergerilya dalam menghadapi tentara Belanda pada waktu itu. Musiumnya berdiri diatas bukit dengan Patung Jendral Sudirman tinggi menjulang...dan gambar-gambar di dinding yang menceritakan perjuangan pasukan jendral Sudirman walau belum 100% jadi tapi sudah terlihat kemegahannya..
Hunting..janggelan sudah berhasil..perjalanan dilanjutkan untuk pulang..tetapi karena hari sudah sore dan badan sudah capek..terutama sopirnya..suamiku..kita berencana cari penginapan di Waduk Ngebel Ponorogo saja..sampai waduk...ternyata tidak ada satu penginapanpun yang kosong..full semua..maklum selain libur besok adalah 1 Muharam/Syuro ada acara larung katanya.. Sejenak menikmati pemandangan waduk Ngebel..indah juga, menurut saya lebih bersih dari pada Sarangan yang lingkungannya sudah mulai kotor. Terpaksa.deh turun cari penginapan di Ponorogo...Malam ini di Ponorogo adalah penutupan Festival Reog..sekalian malam Syuro..jadi kota Ponorogo rame banget..hotel full..3 hotel kami datangi penuh semua.. bingung..mau terus pulang badan sudah cape.. anakku ingin liat festival reog...untung saja akhirnya dapat hotel tinggal 1 kamar yang kosong...
Malam 1 Syuro di Ponorogo...begitu meriahnya..masyarakat tumplek berpesta di alun-2 , saya sih cape tiduran saja di hotel ..anak2ku yang menonton festival reog terkagum-kagum...
Perjalanan panjang berburu sampel tanaman janggelan telah berakhir...

Rabu, 14 Januari 2009

Cincau Hitam segarr...juga berkhasiat lho..!


Cincau Hitam segarr...juga berkhasiat lho..!

Cincau hitam merupakan makanan tradisional yang sudah lama dikenal di berbagai daerah Indonesia. Cincau hitam adalah bahan makanan yang biasa digunakan sebagai campuran untuk isian minuman segar (dessert), berbentuk gel yang menyerupai agar-agar. Bahan baku cincau hitam adalah simplisia kering dari tanaman yang disebut janggelan (Mesona palustris BL). Cincau hitam digemari oleh hampir semua golongan masyarakat karena mempunyai rasa yang khas dan segar. Minuman Cincau hitam tidak saja hanya dikenal di Indonesia tetapi juga di negara-negara asia seperti China, Taiwan, Korea, Jepang, Singapura dan Malaysia. Ekspor bahan baku cincau hitam Indonesia ke Singapura dan Malaysia terus meningkat setiap tahunnya.

Sejak jaman dahulu kala cincau hitam selain sebagai bahan pangan juga diyakini mempunyai khasiat sebagai obat. Konon cincau hitam dapat digunakan sebagai penurun panas dalam, demam, sakit perut (perut mual), diare, batuk, sariawan, pencegah gangguan pencernaan, dan penurun tekanan darah tinggi (Ruhnayat, 2002). Di Korea Selatan, cincau hitam yang dibuat dengan menambahkan rempah-rempah tertentu ke dalam adonannya, dipromosikan sebagai makanan kesehatan. Di China dan Taiwan cincau hitam yang disebut hsian tsao merupakan minuman herbal tradisional yang digunakan sebagai obat untuk hipertensi, diabetes dan liver (Hung and Yen, 2002). Hsian tsao adalah sejenis cincau hitam yang ada di China maupun Taiwan dibuat dari simplisia kering tanaman Mesona procumbens Hemsl, sedangkan cincau hitam yang ada di Indonesia termasuk jenis Mesona palustris BL (Haryadi, 2002).

Walaupun secara empiris cincau hitam telah dipercaya dan digunakan sebagai bahan makanan yang berkhasiat terhadap kesehatan tetapi pembuktian/penelitian secara ilmiah masih sangat terbatas. Hasil penelitian di China, Taiwan dan Jepang telah berhasil mengidentifikasi senyawa bioaktiv yang bersifat antioksidan maupun gum/serat yang terkandung pada hsian-tsao. Penelitian pembuktian khasiat ekstrak hsian-tsao terhadap penyakit atau untuk kesehatan di Taiwan dan China juga sudah mulai dilakukan, sedangkan di Indonesia penelitian masih terbatas pada produk dan proses pengolahan cincau hitam saja. Padahal dengan potensi kandungan senyawa bioaktiv yang ada, cincau hitam dapat dikembangkan menjadi produk pangan fungsional yang sangat potensial untuk kesehatan.

Hsian tsao sejenis cincau hitam dari China sudah teridentifikasi mengandung senyawa senyawa yang bersifat antioksidan, bahkan aktivitas antioksidannya lebih tinggi dari pada α-tokoferol (Hung and Yen, 2001). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat spesies oksigen reaktif/spesies nitrogen reaktif (ROS/RNS) dan juga radikal bebas sehingga antioksidan dapat mencegah penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas seperti karsinogenesis, kardiovaskuler dan penuaan (Halliwell and Gutteridge, 2000). Komponen senyawa phenol dari beberapa tanaman telah terbukti mempunyai efek positif terhadap respon proliferatif dan sitolitik sel limfosit tetapi bersifat antiproliferatif dan toksik terhadap sel kanker ( Tang dan Eisenbrand, 1992). Kadar fenol ekstrak hsian-tsao yang diekstrak dengan air sekitar 238,7 mg/g ekstrak (Yen and Hung, 2001). Hasil penelitian Yen and Hsieh (2000), bahwa ekstrak cincau hitam mampu melindungi sel limfosit dari kerusakan DNA akibat terpapar hidrogen peroksida dan UV. Dilanjutkan dengan penelitian Yen et.al (2001), bahwa kandungan fenol dan senyawa bioaktif lain pada ekstrak air hsian-tsao terbukti mempunyai aktivitas antimutagenik dengan pengujian bakteri Salmonella typhimurium (tes Ames) .

Jadi jangan ragu mengkonsumsi cincau hitam...hanya sayangnya cincau hitam yang dijual di pasar tradisional pembuatan dan pemasarannya kurang higienis...nyetaknya pake kaleng bekas yang sudah korosif..menjualnya dibiarkan terbuka tanpa dikemas..jorok..deh!. Makanya sekarang saya menembangkan produk cincau bubuk instan..yang awet, praktis..dan higienis. Tertarik..?

Sabtu, 10 Januari 2009

Senin, 04/12/2006 14:43 WIB
Pengganti Formalin Yang Aman
Odilia Winneke - detikFood

GB
Jakarta - Formalin memang bukan bahan tambahan untuk makanan. Formalin merupakan bahan yang banyak dipakai dalam industri kayu lapis, pupuk, kosmetik, plastik, kaca, insektisida dan pengawetan mayat. Mengapa bisa dipakai dalam pembuatan mi, bakso, dan tahu? Apa saja bahan pengganti yang aman? Buku mungil ini memberikan jawabannya.

Meskipun pembicaraan marak seputar pemakaian formalin untuk bahan tambahan dalam industri makanan sudah reda, bukan berarti Anda tidak perlu waspada. Jika Anda memiliki industri makanan rumahan seperti bakso, mi basah, tahu atau ikan asin, Anda bisa belajar dari buku ini. Buku setebal 63 halaman berjudul 'Alternatif Pengganti Formalin pada Produk Pangan' yang ditulis oleh Ir. Tri Dewanti Widyaningsih dan Erni Sofia Murtini STP, MP ini mengungkap segala hal seputar pemakaian formalin dalam bahan makanan plus pemakaian bahan pengganti formalin yang aman.

Buku ini diawali dengan bab Formalin bukan bahan Tambahan Makanan yang mengupas mengenai Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang diatur oleh UU RI Nomor 7 tahun 1996. Alasan utama orang beralih ke formalin yang bukan BTM adalah karena formalin harganya murah dan mudah didapat. Bukan hanya itu karena bentuknya cair, maka proses pengolahan menjadi lebih singkat. Formalin inilah yang membuat tekstur bakso, tahu dan mi menjadi kenyal, lentur dan tidak mudah basi.

Bahaya yang mengancam bagi kesehatan kita diungkap secara lengkap dalam bab 'Bahaya Formalin'. Aroma formalin yang menyengat sebenarnya sudah memberi indikasi bahwa zat tersebut berbahaya bagi kesehatan. Jika terhirup bisa membuat pusing kepala, rasa terbakar, hingga infeksi saluran pernafasan. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak bisa menyebabkan kerusakan lambung, hati, ginjal hingga jantung. Untuk mendeteksi apakah suatu makanan mengandung formalin, kedua penulis membeberkan cara mengukur atau mengetes makanan berformalin yang dilengkapi juga dengan cirri-ciri makanan yang mengandung formalin. Dari ikan segar, bakso, tahu, ikan asin hingga mi segar.

Pada bab selanjutnya 'Bahan Pengganti Formalin pada Makanan' diuraikan pemakaian BTM yang sesuai aturan dan tidak melanggar UU pemerintah serta relatif murah. Mulai dari pemakaian Sodium Tri Poly Posphate (STPP) untuk mi dan bakso yang bisa memberi ekstur kenyal. Aturan pemakaian dan jenis-jenis yang dijual di pasaran dituturkan secara lengkap. Demikian juga dengan pemakaian Gliserin atau Gliserol dan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) untuk Mi basah. Juga pemakaian garam dapur untuk ikan asin dan tahu, cuka untuk merendam tahu dan pemakaian anaeka bumbu dapur untuk pengolahan ikan. Pemakaian zat yang aman itu bukan hanya murah, sehat tetapi juga berfungsi sebagai pengenyal, pengawet dan penambah cita rasa.

Menutup uraian mengenai BTM yang aman, dijelaskan secara rinci mengenai tahapan pembuatan bakso, mi Basah, ikan asin, tahu tanpa formalin. Detil tiap tahapan proses produksi berikut takaran bahan pengganti formalin dijelaskan secara detil. Nah, tunggu apa lagi? Segera saja miliki buku terbitan Trubus Agrisarana ini.


Alternatif Pengganti Formalin pada Produk Pangan
Ir. Tri Dewanti Widyaningsih dan Erni Sofia Murtini STP, MP
Tahun 2006
Bisa dibeli di semua toko buku di Indonesia
Harga : Rp. 19.000,00
( ely / Odi )

Jumat, 09 Januari 2009

Hati-hati Beli Nata de Coco di Pasar...



Tiga hari yang lalu saya beli Nata de Coco 2 bungkus di Pasar Besar Malang. Saya selalu beli Nata de Coco selalu yang tawar (tidak manis) dalam bungkusan plastik. Saya beranggapan kalo beli Nata yang manis pasti gulanya gula sintetis ( Sakarin or suklamat) kan gak aman... Sampai di rumah Nata saya buka airnya saya buang lalu saya cuci. Saya agak curiga kok baunya tidak asam seperti biasanya bau asam cuka ? baunya beda agak menyengat.. tapi saya cuci saja dan saya tambahkan daun pandan kemudian saya rebus..biasanya saya tambahkan gula pasir. Tapi kali ini tidak saya tambahkan gula pasir hanya saya rebus saja dan airnya saya buang karena akan saya campurkan dengan sirsak dan potongan buah nangka ( es Menado..katanya). Es Menado sudah siap nih... saya cicipi ..eh rasanya kok aneh gini...pahit ! Kenapa ya...? wah...saya curiga dengan Nata de coconya nih... saya ambil dan saya rasakan...emang benar..pahit !. Jengkel rasanya...es Menadoku..terpaksa saya buang...oh padahal siang-siang terik gini..kan enak tuh minum es sirsak..eh..es Menado!
Kenapa Nata de Coco bisa terasa pahit ..? Nata de Coco adalah hasil fermentasi air kelapa dengan bakteri Acectobacter xylinum yang menghasilkan serat (Nata) dan asam cuka. Dalam proses fermentasi tersebut untuk merangsang pertumbuhanbakteri sering ditambahkan senyawa Nitrogen.. Nah ini.. yang karena kurang pengetahuan biasanya pembuat Nata menambahkan pupuk urea yang mengandung senyawa nitrogen pada fermentasi nata..karena harga pupuk urea jauh lebih murah dari pada senyawa nitrogen lainnya yang lebih aman..apalagi ukuran penambahannya sembarangan..akibatnya rasanya menjadi pahit dan tidak aman untuk kesehatan..emang Nata yang dihasilkan warnanya menjadi lebih putih jernih menarik...
Oh.. dimana mendapatkan bahan makanan yang aman di negara tercinta ini yaa...?