Selasa, 23 Maret 2010

Kepel Tanaman Langka..Banyak Manfaat..

kepel buah Sewaktu saya sedang membeli tanaman buah2an saya ditawari pohon kepel…pohon apa nih..saya memang pernah dengar tapi tidak pernah tahu seperti apa pohon kepel yang katanya tanaman yang sudah mulai langka ini..

Orang Jawa menamainya dengan Kepel (karena besar buahnya sebesar kepalan tangan) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Burahol, diambil dari Stelechocarpus burahol (nama ilmiahnya). Konon ini adalah buah kesukaan kerabat keraton (Jogja dan Solo) karena menyebabkan keringat dan air kencing berbau tidak menyengat alias berbau harum. Makanya tidak mengherankan jika di Kraton (Solo dan Jogja) banyak tumbuh pohon ini.

Divisi

:

Spermatophyta

Filum (Sub Divisi)

:

Magnoliophyta (nama baru dari Angiospermae) – Tumbuhan berbiji terbuka

Kelas

:

Magnoliopsida (nama baru dari Dicotyledonae) – Tumbuhan berbiji belah/bercabang

Ordo (Bangsa)

:

Fabales – Tumbuhan berbunga

Famili (Suku)

:

Annonaceae

Genus (Marga)

:

Stelechocarpus

Spesies

:

Stelechocarpus burahol (Blume) Hook. & Thomson

pohon kepel pohon kepel 1

Secara geografis, tanaman ini dapat tumbuh dan banyak dijumpai di Pulau Jawa dan Semenanjung Malaysia. Namun saat ini, tanaman ini tergolong tanaman langka. Di Jawa Tengah dan Jogja, lebih dikarenakan takut kuwalat karena meniru perilaku orang keraton makanya oleh para kawula alit tanaman ini dibabat habis. Sedangkan di Jawa Barat, masyarakat membabat tanaman ini karena menganggap tidak ada nilai ekonomisnya.

Ciri-ciri (anatomi) pohon Kepel :

tanaman kepel Pohonnya tegak dengan tinggi mencapai 25 M.

Daunnya berwana hijau gelap berbentuk lanset (bulat telor), tidak berbulu dan merotal tipis dengan pangkal daun panjangnya mencapai 1,5 cm. Tajuk atau kanopinya berbentuk kubah meruncing (layaknya pohon cemara). Cabang-cabangnya mendatar, sementara batangnya berwarna coklat cenderung hitam dengan diameter berkisar 40 cm.

Bunganya muncul pada tonjolan-tonjolan batang adalah bunga yang berkelamin tunggal, mula-mula berwarna hijau kemudian berubah menjadi keputih-putihan. Bunga jantannya terletak di batang sebelah atas dan di cabang-cabang yang lebih tua, berkumpul sebanyak 8-16 kuntum berdiameter 1 cm. Sementara bunga betinanya hanya berada di pangkal batang, diameternya mencapai 3 cm.

buahkepel2 Buahnya bergerombol antara 1-13 buah. Panjang tangkai buahnya mencapai 8 cm; buah yang matang hampir bulat bentuknya, berwarna kecoklat-coklatan, diameternya 5-6 cm, dan berisi sari buah yang dapat dimakan.

kepel buah 1 Bijinya berbentuk menjorong, berjumlah 4-6 butir, panjangnya sekitar 3 cm. Berat segar buah antara 62-105 g, dengan bagian yang dapat dimakan sebanyak 49% dan bijinya 27% dari berat buah segar. Buah kepel dianggap matang jika digores kulit buahnya terlihat berwarna kuning atau coklat muda.

Tanaman Kepel dapat tumbuh subur pada tanah lembab dataran rendah hingga sedang (100-610 m dpl). Perkembangbikannya generatif yakni dengan biji. Proses cangkok dan stek (vegetatif) tidak berhasil. Tanaman kepel relatif kebal penyakit (sampai saat ini belum ada laporan tentang jenis penyakitnya) sementara hama tanaman ini adalah kelelawar dan binatang pengerat (misal: tikus). Tanaman Kepel juga dapat berfungsi sebagai tamanan hias peneduh.

Manfaat buah dan daun kepel

kepel3 Rasa daging buah kepel manis dan harum. Buah ini adalah deodoran alami para puteri Keraton Mataram di jaman dahulu. Keringat puteri-puteri keraton yang makan buahnya akan berbau harum setelah makan buah ini. Air seninya juga akan berbau harum. Napas pun akan harum. buah kepel2 Kebiasaan puteri-puteri Mataram ini kemudian ditiru oleh keraton-keraton lain yang ada di Pulau Jawa. Selain itu juga digunakan sebagai peluruh kencing, pencegah radang ginjal. Buah kepel juga dapat menyebabkan kemandulan sementara pada perempuan, sehingga banyak digunakan untuk KB.

daun kepel Daun kepel bisa juga dimanfaatkan untuk penangkap radikal bebas (antioksidan) dan anti-kanker juga mengatasi asam urat. Lalap daun kepel yang masih muda dipercaya mampu menurunkan kadar kolesterol. Minum rebusan daun kepel juga dapat menurunkan kadar kolesterol. Rebusan ini dibuat dari 7 lembar daun kepel dan 3 gelas air. Air dan daun kepel ini kemudian direbus sampai tersisa satu setengah gelas. Air rebusan daun kepel diminum dua kali sehari, masing-masing sebanyak tiga perempat gelas. Sayang sekarang kepel sudah menjadi tanaman langka dan perlu dilestarikan dari kepunahan.

Keras Wangi Semerbak Si Kawista

kawista

Buah yang satu ini aslinya dari India dan di Indonesia tergolong sebagai buah yang langka. Bentuknya bulat warnanya putih sedikit cokelat kehijauan. Nyaris mirip bola batu. Hmm... jangan ditanya saat sudah masak. Aromanya sungguh wangi semerbak!
Kalau banyak orang tak kenal buah kawista memang wajar. Karena buah yang satu ini sudah tergolong bua langka. Di daerah Rembang dan sekitarnya masih banyak ditanam pohon kawista. Karena itu pula di daerah ini dikenal sebagai produsen sirop kawista.
Nama buah ini (Limonia acidissima Feronia limonia) dan dalam jenisnya tergolong sebagai jenis jeruk-jerukan. Pohonnya tinggi dengan daun-daun yang kecil dan rindang. Buahnya  mirip buah melon tetapi lebih kecil. Warna kulit buahnya cokelat bercorak-corak kasar sedikit hijau kecokelatan.
buah kawista Uniknya buah ini sangat keras kulitnya. Jika sudah masak pohon buah ini akan menebarkan aroma sangat wangi. Jika akan memakannya, tak ada cara lain kecuali dibanting hingga retak atau pecah. Isi kawis berwarna kuning kecokelatan dengan biji-biji seperti jambu biji dan sedikit berserabut daging  buahnya.

 sirup kawista  sirup

Untuk menyantapnya biasanya dikeruk langsung dengan sendok dan ditaburi gula pasir. Karena rasa kawista agak asam dan tidak manis sama sekali. Bisa juga diaduk dengan es, sedikit air dan gula pasir hingga lebih asyik rasanya.
Sayang sekali kini tidak banyak lagi pohon kawista yang ditanam orang. Kadang-kadang di pasar tradisional ada penjual yang membawa buah kawaista ini meskipun hanya beberapa buah saja. Kalau penasaran dengan rasanya, biasa mencicipi dodol kawista yang banyak dijual di toko oleh-oleh. Jika ingin tahu aroma wanginya, bisa mencicipi sirop kawista yang berwarna cokelat tua dan wangi! (Odilia Winneke – detikFood)