Sabtu, 02 Mei 2009

Swine Influenza atau Flu Babi Melanda Dunia…




Influenza, biasanya dikenal dengan sebutan FLU, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Swine influenza virus (SIV) merupakan Orthomyxovirus yang bersifat endemik pada populasi babi. Swine Influenza (flu babi) adalah penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang disebabkan oleh virus influensa tipe A. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), secara umum penyakit ini mirip influenza dengan gejala demam, batuk, pilek, sesak nafas, nyeri tenggorokan, lesu, letih dan mungkin disertai mual, muntah dan diare. Penyakit ini dengan sangat cepat menyebar ke dalam kelompok ternak dalam waktu 1 minggu, umumnya penyakit ini dapat sembuh dengan cepat kecuali bila terjadi komplikasi dengan bronchopneumonia (radang paru-paru), akan berakibat pada kematian.
Penyakit virus flu babi pertama dikenal sejak tahun 1918, pada saat itu didunia sedang terdapat wabah penyakit influenza secara pandemik pada manusia yang menelan korban sekitar 21 juta orang meninggal dunia. Kasus tersebut terjadi pada akhir musim panas. Pada tahun yang sama dilaporkan terjadi wabah penyakit epizootik pada babi di Amerika tengah bagian utara yang mempunyai kesamaan gejala klinis dan patologi dengan influensa pada manusia.
Karena kejadian penyakit ini muncul bersamaan dengan kejadian penyakit epidemik pada manusia, maka penyakit ini disebut flu pada babi.

EPIDEMIOLOGI (Penyebaran Penyakit)





Penyebaran virus influenza dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui udara atau droplet. Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus tidak akan tahan lama di udara terbuka. Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi anakan. Kekebalan maternal dapat terlihat sampai 4 bulan tetapi mungkin tidak dapat mencegah infeksi, kekebalan tersebut dapat menghalangi timbulnya kekebalan aktif. Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang merupakan sub tipe lain dari influensa A. H1N1, H1dan H3N2 merupakan ke 3 subtipe virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah di Amerika Utara, tetapi pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari babi yang terkena pneumonia di. Manusia dapat terkena penyakit influenza secara klinis dan menularkannya pada babi. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di kandang babi di Eropa dan di Amerika. Beberapa kasus infeksi juga terbukti disebabkan oleh sero tipe asal manusia. Penyakit pada manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin. Transmisi kepada babi yang dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui udara seperti pada kejadian di Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris. Babi sebagai karier penyakit klasik di Denmark, Jepang, Italy dan kemungkinan Inggris telah dilaporkan.

ETIOLOGI (Penyebab Penyakit)

Penyebab influenza yang ditemukan pada babi, bersamaan dengan penyakit yang langsung menyerang manusia. Pertama kali, virus influenza babi diisolasi tahun 1930, sudah banyak aspek dari penyakit tersebut yang diungkapkan, antara lain meliputi tanda klinis, lesi (luka pada saluran pernafasan), imunitas, transmisi, adaptasi virus terhadap hewan percobaan dan hubungan antigenik dengan virus influenza lainnya serta kejadian penyakit di alam.
Flu babi merupakan penyakit yang disebabkan virus influenza Famili Orthomyxoviridae tipe A subtipe H1N1 yang dapat ditularkan oleh binatang, terutama babi, dan ada kemungkinan menular antarmanusia.
Virus ini erat kaitannya dengan penyebab swine influenza, equine influenza dan avian influenza (fowl plaque). Ukuran virus tersebut berdiameter 80- 120 nm. Selain influenza A, terdapat influenza B dan C yang juga sudah dapat diisolasi dari babi. Sedangkan 2 tipe virus influenza pada manusia adalah tipe A dan B. Kedua tipe ini diketahui sangat progresif dalam perubahan antigenik yang sangat dramatik sekali (antigenik shift). Pergeseran antigenik tersebut sangat berhubungan dengan sifat penularan secara pandemik dan keganasan penyakit. Hal ini dapat terjadi seperti adanya genetic reassortment antara bangsa burung dan manusia..
Ketiga tipe virus yaitu influensa A, B, C adalah virus yang mempunyai bentuk yang sama dibawah mikroskop elektron dan hanya berbeda dalam hal kekebalannya saja. Ketiga tipe virus tersebut mempunyai RNA dengan sumbu protein dan permukaan virionnya diselubungi oleh semacam paku yang mengandung antigen haemagglutinin (H) dan enzim neuraminidase (N).
Peranan haemagglutinin adalah sebagai alat melekat virion pada sel dan menyebabkan terjadinya aglutinasi sel darah merah, sedangkan enzim neurominidase bertanggung jawab terhadap elusi, terlepasnya virus dari sel darah merah dan juga mempunyai peranan dalam melepaskan virus dari sel yang terinfeksi. Antibodi terhadap haemaglutinin berperan dalam mencegah infeksi ulang oleh virus yang mengandung haemaglutinin yang sama. Antibodi juga terbentuk terhadap antigen neurominidase, tetapi tidak berperan dalam pencegahan infeksi. Influensa babi yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh influensa A H1N1, sedangkan di banyak negara Eropa termasuk Inggris, Jepang dan Asia Tenggara disebabkan oleh influensa A H3N2. Banyak isolat babi H3N2 dari Eropa yang mempunyai hubungan antigenik sangat dekat dengan A/Port Chalmers/1/73 strain asal manusia.
Peristiwa rekombinan dapat terjadi, seperti H1N2 yang dilaporkan di Jepang kemungkinan berasal dari rekombinasi H1N1 dan H3N2. Peristiwa semacam ini juga dilaporkan di Italy, Jepang, Hongaria, Cekoslowakia dan Perancis. BEVERIDGE (1977) melaporkan bahwa pada tahun 1935, WILSON MITH menemukan virus influenza yang dapat ditumbuhkan dengan cara menginokulasikannya pada telor ayam berembrio umur 10 hari. Setelah diuji dalam 2 hari, cairan alantoisnya mengandung virus sebanyak 10.000 juta (1010) partikel karena virus tersebut dapat menyebabkan aglutinasi sel darah merah, maka dari kejadian tersebut dikembangkan uji HA dan HI. Teknik ini kemudian digunakan sebagai cara yang termudah untuk digunakan di laboratorium. Setelah penemuan tersebut banyak para peneliti tertarik untuk mempelajari virus influenza. Oleh sebab itu, sekarang banyak ilmu pengetahuan mengenai virus influeza telah diungkapkan dibandingkan dengan virus lainnya yang menyerang manusia. Virus influenza selain dapat ditumbuhkan dalam telur berembrio juga dapat ditumbuhkan pada sejumlah biakan jaringan (sel lestari) seperti chicken embryo fibroblast (CEF), canine kidney (CK), Madin-Darby canine kidney (MDCK).

KEJADIAN PENYAKIT




Pada kejadian wabah penyakit, masa inkubasi sering berkisar antara 1-2 hari, tetapi bisa 2-7 hari dengan rata-rata 4 hari. Penyakit ini menyebar sangat cepat hampir 100% babi yang rentan terkena, dan ditandai dengan apatis, sangat lemah, enggan bergerak atau bangun karena gangguan kekakuan otot dan nyeri otot, eritema pada kulit, anoreksia, demam sampai 41.8oC. Batuk sangat sering terjadi apabila penyakit cukup hebat, dibarengi dengan muntah eksudat lendir, bersin, dispnu diikuti kemerahan pada mata dan terlihat adanya cairan mata. Biasanya sembuh secara tiba-tiba pada hari ke 5-7 setelah gejala klinis. Terjadi tingkat kematian tinggi pada anakanak babi yang dilahirkan dari induk babi yang tidak kebal dan terinfeksi pada waktu beberapa hari setelah dilahirkan. Tingkat kematian pada babi tua umumnya rendah, apabila tidak diikuti dengan komplikasi. Total kematian babi sangat rendah, biasanya kurang dari 1%. Bergantung pada infeksi yang mengikutinya, kematian dapat mencapai 1-4%.
Beberapa babi akan terlihat depresi dan terhambat pertumbuhannya. Anak-anak babi yang lahir dari induk yang terinfeksi pada saat bunting, akan terkena penyakit pada umur 2-5 hari setelah dilahirkan, sedangkan induk tetap memperlihatkan gejala klinis yang parah. Pada beberapa kelompok babi terinfeksi bisa bersifat subklinis dan hanya dapat dideteksi dengan sero konversi. Wabah penyakit mungkin akan berhenti pada saat tertentu atau juga dapat berlanjut sampai selama 7 bulan. Wabah penyakit yang bersifat atipikal hanya ditemukan pada beberapa hewan yang mempunyai manifestasi akut. Influensa juga akan menyebabkan abortus pada umur 3 hari sampai 3 minggu kebuntingan apabila babi terkena infeksi pada pertengahan kebuntingan kedua. Derajat konsepsi sampai dengan melahirkan selama tejadi wabah penyakit akan menurun sampai 50% dan jumlah anak yang dilahirkan pun menurun.

FLU BABI PADA MANUSIA



Orang yang bekerja dengan unggas dan babi memiliki resiko yang tinggi untuk terpapar penyakit infeksi menular antara hewan dan manusia (zoonosis). Pernah dilaporkan kejadian transmisi influenza dari babi ke pekerja, pada tahun 2004 oleh Universiti of Iowa. Kejadian wabah pada tahun 2009 ini merupakan reassortment nyata pada beberapa strain influeanza A subtipe H1N1, termasuk strain endemik pada manusia dan dua strain endemik pada babi, seperti avian influenza.
CDC melaporkan bahwa gejala dan transmisi flu babi dari manusia ke manusia terjadi seperti kejadian flu musiman, demam seperti biasa, kehilangan nafsu makan, keletihan dan batuk. Beberapa mengalami sakit tenggorokan, mual, muntah dan diare. Penyakit bisa menular dari leleran yang tersebar melalui bersin, batuk dari penderita. Flu babi tidak dapat menyebar melalui produk-produk babi, artinya tidak ditularkan melalui makanan. Flu babi pada manusia paling berpeluang menular pada 5 - 10 hari pertama setelah terinfeksi, terutama pada anak-anak dan pada saat kondisi tubuh lemah.

PENCEGAHAN

Untuk pencegahan infeksi, direkomendasikan untuk mencuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan sabun sanitizer berbahan dasar alkohol, terutama jika bepergian di tempat umum. Hindari menyentuh mata, hidung, mulut sebelum membersihkan tangan terlebih dahulu. Jika batuk, tutup dengan tissue dan buang segera ke tempat sampah, dan cuci tangan kembali.
Virus flu babi rentan terhadap obat-obat seperti amantadine, rimantadine, oseltamivir dan zanamivir, namun untuk wabah 2009 ini, direkomendasikan pengobatan menggunakan oseltamivir dan zanamivir. Vaksin untuk manusia H1N1 tidak efektif melindungi terhadap H1N1 flu babi, walaupun strain virusnya sama, namun secara antigentik berbeda.
Terkait wabah flu babi yang menyebar di Meksiko, Amerika Serikat, dan Selandia Baru, pemerintah menggelar rapat koordinasi lintas sektor di ruang rapat Menko Kesra hari Senin 27 April. Hal itu terkait dengan lintas virus dari hewan ke manusia. Menurutnya, langkah ini merupakan tindakan pencegahan yang dilakukan pemerintah agar virus flu babi ini tidak masuk ke Indonesia dan mengancam penduduk Indonesia.

Depkes Tetapkan Langkah-langkah Atasi Flu Babi

Ditjen P2PL melalui surat edaran meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala UPT di lingkungan Ditjen P2PL dan RS Vertikal melalui surat nomor: PM.01.01/D/I.4/1221/2009 untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.Mewaspadai kemungkinan masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk negara terutama pendatang dari negara-negara yang sedang terjangkit.
2.Mewaspadai semua kasus dengan gejala mirip influenza (ILI) dan segera menelusuri riwayat kontak dengan binatang (babi)
3.Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap ILI dan pneumonia serta melaporkan kasus dengan kecurigaan ke arah swine flu kepada Posko KLB Direktorat Jenderal PP dan PL dengan nomor telepon: (021) 4257125
4.Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui berbagai sarana yang dimungkinkan.
5.Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor serta menyebarluaskan informasi ke jajaran kesehatan di seluruh Indonesia.

Probiotik, Echinasea meningkatkan imunitas melawan infeksi flu babi






Flu babi sendiri awalnya merupakan penyakit virus yang mengenai saluran pernapasan babi. Jenis virus ini secara rutin muncul pada babi tetapi biasanya tidak menimbulkan banyak kematian pada babi itu sendiri, flu babi biasanya tidak menginfeksi manusia. Hanya ada beberapa kasus yang ditemukan pada orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan babi.
Saat ini flu babi telah ditemukan beberapa kasus yang menyebar dari manusia ke manusia. Penyebaran ini mungkin terjadi dengan cara yang sama seperti flu biasa, melalui batuk dan bersin dari orang-orang yang terinfeksi. The Centers for Disease Control and Prevention AS menyatakan kalau sampel virus yang di Meksiko cocok dengan virus yang ditemukan di Amerika, virus ini merupakan campuran dari virus pada manusia, virus burung dari Amerika Utara dan virus babi dari Amerika Utara, Eropa dan Asia. Minggu tanggal 26 April 2009 lalu A U.S. Centers for Disease Control and Prevention, menyatakan bahwa tes vaksin flu biasa pada virus flu babi tidak menunjukkan adanya hubungan menyilang, artinya, orang yang menggunakan vaksin tersebut tidak akan mendapatkan perlindungan tambahan dari serangan virus tersebut.
Keluhan pasien dengan flu babi ini sama seperti halnya infeksi virus influensa lainnya, berupa demam, batuk, nyeri tenggorokan, menggigil dan rasa lemah, dapat dikatakan keluhan yang tidak spesifik dan dapat disebabkan oleh berbagai hal yang menyulitkan membedakan dengan infeksi influensa lainnya, kondisi yang lebih berat secara klinis dapat ditemukan pasien sulit bernafas, demam tinggi, pusing, muntah hebat disertai nyeri dada dan perut.
Terapi yang ada saat ini adalah melibatkan pemberian antivirus sesegera mungkin setelah onset infeksi didapatkan. Obat antivirus saat ini yang digunakan adalah Tamiflu (Roche) dan Relenza (GSK), sedangkan vaksin yang saat ini sedang dikembangkan oleh Novartis yaitu Novatax.

Ada beberapa tip yang disarankan mencegah penyebaran virus flu babi ini yaitu :
jika mengalami gejala flu, sebaiknya cukup beristirahat paling tidak hingga 2 hari setelah gejala-gejala flu tersebut hilang.



•Sering-seringlah cuci tangan dan tutuplah hidung serta mulut ketika Anda batuk atau bersin.
•Segeralah periksa ke rumah sakit jika Anda mengalami gejala seperti kesulitan bernapas. Tapi, jika gejala Anda ringan, tetaplah di rumah untuk menghindari penyebaran virus kepada orang lain di rumah sakit.
•Pemakaian masker direkomendasikan bagi petugas kesehatan, anggota keluarga dan orang lain yang mengadakan kontak langsung dengan pasien flu babi.
•Bagi Anda yang mengkonsumsi daging babi, masaklah dengan cara yang aman. Masak paling tidak dengan suhu 71 derajat Celsius.
•Tingkatkan daya tahan tubuh, beberapa suplemen telah disarankan dapat digunakan untuk proteksi secara individu diantaranya adalah :
o Probiotik, yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan fungsi dinding saluran cerna, dengan dosis yang diharapkan cukup adalah 5 x 109 CFU setiap harinya, suplemen probiotik yang dapat digunakan adalah dari spesies Lactobacillus acidophillus, L.plantarum, L.casei, Bifidobacterium longum dan B.bifidum.
o Echinacea, beberapa ahli telah menyetujui herbal ini akan menstimulasi sistem kekebalan tubuh, penelitian di Canada menunjukkan Echinasea meningkatkan sistem kekebalan tubuh terutama dengan mengaktifkan sel makropag, dianjurkan setidaknya 300 mg echinasea diberikan 3 kali perhari hingga keluhan influensa menghilang.
o Zinc, Mineral ini akan membantu meningkatkan produksi sel darah putih dan membantu pula terbentuknya antibodi, dengan dosis yang direkomendasikan 15-25 mg

( Diambil dari Sumber : Kalbe Medical)


Beberapa referensi penting dan terpercaya tentang Swine influenza :

1.Centers for Disease Control and Prevention (CDC) : http://www.cdc.gov/swineflu/
2.Swine Flu Info - http://www.pandemicflu.gov/
3.WHO - Swine influenza - Statement by WHO Director-General, Dr Margaret Chan : http://www.who.int/entity/csr/don/2009_04_25/en/index.html
4.WHO - Disease Outbreak News : http://www.who.int/csr/don/en/
5.WHO - Swine Influenza FAQ :
http://www.who.int/csr/swine_flu/swine_flu_faq_26april.pdf
6.FDA News - FDA Authorizes Emergency Use of Influenza Medicines, Diagnostic Test in Response to Swine Flu Outbreak in Humans :
http://www.fda.gov/bbs/topics/NEWS/2009/NEW02002.html
7.Swine Influenza (Flu) : http://www.fda.gov/oc/opacom/hottopics/swineflu/
8.Swine Influenza from Wikipedia : http://en.wikipedia.org/wiki/Swine_influenza
9.Swine Flu Q&A : http://www.boingboing.net/2009/04/28/swine-flu-q-a.html
10.Swine Flu from Medline Plus : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/swineflu.html